Apakah sabu memang dapat
meningkatkan stamina? Menurut Dr. Nicole Lee, Methamfetamin, yang di Indonesia
dikenal dengan nama sabu, adalah stimulan kuat dan sangat adiktif yang
memengaruhi saraf pusat.
Berdasarkan berbagai sumber,
World Drugs Reports 2018 yang diterbitkan United Nations Office on Drugs and
Crime (UNODC), menyebutkan sebanyak 275 juta penduduk di dunia (usia 15-64
tahun) pernah mengonsumsi narkoba. Sementara di Indonesia, Badan Narkotika
Nasional (BNN) mengantongi angka penyalahgunaan narkoba pada 2017 sebanyak
3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun.
Sejak Perang Dunia ke-II,
Metamfetamin atau sabu sebenarnya sudah digunakan secara luas. Para pasukan
menggunakannya agar mereka tetap terjaga saat peperangan. Pilot Kamikaze Jepang
menggunakan sabu untuk membantu mereka dalam misi bunuh diri. Dalam misi tersebut, terjadi
penyalahgunaan yang dilakukan pasukan Jepang. Dosis tertinggi diberikan kepada
pilot tersebut dengan suntikan menjadi epidemis (wabah).
Menurut
duniabebasnarkoba.org, Amfetamin pertama kali dibuat pada 1887 di Jerman dan
Metamfetamin yang lebih kuat dan mudah dibuat dikembangkan di Jepang pada 1919.
Bentuknya berupa bubuk warna putih dan keabu-abuan.
Metamfetamin adalah salah
satu jenis Amfetamin yang dipasarkan pada 1932 sebagai pengurang sumbatan
hidung (dekongestan). Jenis satu lagi yaitu MDMA (Metil Dioksi Metamfetamin)
yang biasa dikenal dengan nama ekstasi. Metamfetamin bekerja lebih
lama dibanding MDMA yang dapat mencapai 12 jam dan efek halusinasinya lebih
kuat.
Pada 1950-an, Metamfetamin
diberikan dengan resep dokter untuk membantu diet dan melawan depresi. Hal ini
digunakan oleh mahasiswa, supir-supir truk dan olahragawan sebagai stimulan
tanpa resep dokter. Penggunaan pun kian
menjaring luas oleh masyarakat. Pada 1960-an penyalahgunaan obat tersebut
meningkat.
Pemerintah Amerika kemudian
melegalkan penggunaannya pada 1970. Geng sepeda motor yang hidup di pedalaman
mengontrol semua produksinya saat itu. Hingga saat ini narkoba semakin meluas
di dunia. Di Asia sendiri negara yang menghasilkan bubuk putih itu berada di
Thailand, Myanmar, dan China.
Dari semua jenis narkoba
yang ada, Metamfetamin termasuk salah satu yang lebih populer dikonsumsi
masyarakat. Sebenarnya apa yang menarik dari obat tersebut? Pengaruh dari penggunaan
Metamfetamin berdampak pada bio psiko-sosial seseorang, dengan kata lain dapat
berpengaruh ke dalam masalah mental,
juga lingkungan sekitar.
Penggunaan ini terjadi oleh
berbagai faktor seperti stres, depresi, kurang stamina. Jika pengguna semakin
sering mengonsumsi, maka yang terjadi ialah efek kecemasan, disforia dan banyak
bicara. Beberapa pengguna
mengatakan, cara pemakaian yang tidak sulit menjadi salah satu alasan sabu
menjadi narkoba favorit. Selain itu, durasi efek dari sabu yang cukup lama
dibanding yang lain juga menyebabkan pengguna memakai sabu untuk meningkatkan
staminanya