Kamis, 07 April 2011

Yang Pintar Harap Minggir


Dalam satu syukuran kemenangan dalam Pemilihan Kepala Daerah, sang pemimpin baru didepan tamu undangan yang mayoritas adalah anggota tim sukses pemenangan Pemilukada berucap,”Setelah menjabat sebagai kepala daerah, saya berjanji akan membangun daerah ini. Tapi, ingat, untuk menjadi anggota kabinet saya, saya tidak butuh orang pintar, yang saya butuhkan adalah orang yang royal.”

Definisi pintar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah
1 pandai; cakap: ia termasuk anak yg -- di kelasnya; 2 cerdik; banyak akal: rupanya pencuri itu lebih -- dp polisi; 3 mahir (melakukan atau mengerjakan sesuatu): mereka sudah -- membuat baju sendiri;

Sedangkan definisi royal, dalam bahasa daerah, berasal dari kata royalis, menurut wikipedia.com, adalah
Pendukung seorang raja tertentu, pendukung setia.

Ada pemeo di masyarakat kalau orang pintar itu bisa, selalu, membodohi orang lain. Anggapan itu rupanya dijadikan pegangan oleh banyak pemimpin di negeri ini. Ditengah kebudayaan pencitraan yang menjadi trend, pemimpin daerah membutuhkan orang-orang yang penurut guna mendukung semua program, visi misi, yang mereka obral ketika kampanye.

Dengan orang-orang royal yang berada disekelilingnya, kepala pemerintahan akan nyaman bekerja karena orang-orang itu tidak akan mempunyai keberanian untuk mempertanyakan setiap kebijakan yang dikeluarkan atasannya.

Jadi, buat apa orang pintar?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar