Setiap manusia yang punya akal sehat, bebas, dan independen pastilah akan mempelajari kebenaran agama. Orang yang sangat tidak peduli dengan agama pun seharusnya mempelajari agama, paling tidak untuk meyakinkan bahwa ajaran agama itu salah, sehingga dapat mengambil kesimpulan mempelajari agama lebih mendalam adalah sebuah kesia-siaan, Otong Sulaeman dalam buku Dari Jendela Hauzah.
Saat ini di Indonesia sedang hangat-hangatnya isyu penutupan Ahmadiyah. Berbagai elemen masyarakat yang mengaku mewakili umat Muslim Indonesia dengan penuh semangat menyerukan penutupan organisasi Ahmadiyah. Banyak pula kepala pemerintahan yang mengeluarkan peraturan daerah untuk menghentikan aktivitas Ahmadiyah di daerahnya.
Mampukah suatu aturan meredamnya? Suatu lembaga, organisasi, atau apa pun bentuknya bisa dimatikan dan dipinggirkan, tapi kepercayaan, pemahaman, atau pola pikir manusia? Saya tidak percaya bila kepercayaan, pemahaman, atau pola pikir manusia dapat dimatikan.
Sekarang yang bisa dilakukan adalah mengebiri perkembangannya. Bagaimana caranya? Inilah saatnya para pemuka agama, ulama, menunjukkan karismanya. Saya percaya umat tidak akan menyerang dan merusak bila tidak ada provokasi dari pihak lain. Saya pun masih percaya suara ulama tetap menjadi pegangan jamaahnya.
Karena itu, solusi meredam perkembangan Ahmadiyah adalah musyawarah, bincang-bincang. Tak perlu ada kekerasan karena akan menimbulkan trauma dan perlawanan dari pihak musuh.
Sekarang permasalahannya, mau tidak ulama menurunkan egonya datang ke lingkungan Ahmadiyah untuk ngobrol dan sharing guna menyamakan persepsi mengenai Islam yang benar. Bila tetap sulit karena memang susah mematikan pemahaman seseorang, maka peran seorang ulama adalah melakukan advokasi terhadap masyarakat luas agar tidak terpengaruh ajaran tadi.
Saya melihat ulama sekarang bersikap eksklusif. Mereka hanya menunggu di tempat dan jamaah yang datang menghampiri. Padahal idealnya seorang ulama adalah menghampiri, menjemput umat yang berserakan di luar yang bingung dengan pilihan hidupnya dan merangkulnya untuk ke jalan yang benar.
Sekarang sudah tiba saatnya ulama menjemput jamaah Ahmadiyah yang sedang kebingungan dengan lembut dan halus, bukan dengan cara kekerasan karena citra Islam dipertaruhkan di sana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar