“Ada
apa?”tanyaku pada si kecil yang menangis di kamar.
“Poninya
‘kan sudah panjang, sudah menutupi mata, jadi Bunda suruh untuk dipotong. Dikit
saja dipotongnya, eh, dia malah nangis,” jawab istriku yang berada
disampingnya.
“Kenapa
nggak mau dipotong, De?”tanyaku sambil memangku si kecil.
“Kalau
di potong, rambut Adek nggak kayak Barbie lagi,”ujarnya disela isak tangisnya.
Sambil
berpandangan mata, aku dan istri menahan senyum. Sebegitu parahkah penyakit si
kecil yang baru saja merayakan hari jadinya yang keempat itu. Bidadari kecil
kami ini memang keranjingan boneka Barbie. Setiap mengunjungi pusat
perbelanjaan, matanya pasti tertuju ke tempat para boneka berkumpul dan pilihan
yang wajib di beli adalah boneka berambut pirang dengan bentuk badan yang
langsing. Sudah begitu banyak koleksi boneka Barbie dan banyak pula aksesoris
pendukung boneka cantik ini yang terkumpul di kotak mainannya.
Belum
lagi koleksi film-film bertema Barbie yang tetap rajin ditontonnya kala
senggang, bahkan menjadi tontonan wajib setiap hendak pergi tidur.
Pembicaraannya pun tak pernah jauh dari Barbie.
“Nama
Adek, Princess Aurel, Yah,”ujarnya suatu saat,”Jadi, panggil Adek Princess.”
Barbie, Barbie, dan Barbie. Pokoknya Barbie. Titik. |
Dengan
peran media massa dan kekuatan pasar, Barbie mampu menyatukan image perempuan
dunia bahwa cantik itu putih, langsing, tinggi, dan berambut pirang sehingga begitu
banyak perempuan yang mengidentifikasikan diri sebagai Barbie yang putih dan
langsing dengan rambut pirang yang panjang.
Termasuk
Indonesia, berusaha menjadi putih banyak dilakukan kaum perempuan. Setiap
produk pemutih kulit, mulai dari bedak sampai sabun, baik yang terekomendasi
maupun barang palsu yang membahayakan kesehatan, banyak beredar di masyarakat.
Begitu
pula bentuk badan yang langsing menjadi idaman kaum perempuan. Mulai dari
terapi kesehatan sampai dengan produk kesehatan dan non kesehatan tertayang di
media massa dan semuanya laris manis.
Kalau
ditanya kenapa semua perempuan mempunyai mimpi yang sama tentang kecantikan,
maka jawabannya pun seragam, yaitu semua yang dilakukan perempuan itu tujuan
akhirnya untuk kepuasan kaum Adam. Anda percaya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar