Selasa, 22 Oktober 2019

Ternyata Bertobat itu Susah


Pembicaraan dua orang jamaah di teras Masjid Attaubah selesai ceramah yang bertema taubat.

Pak Dho : Saya ini sebenarnya ingin bertobat, tapi aku sangsi apa siap keluargaku hidup susah.

Pak Cik : Memang kenapa?

Pak Dho : Tadi kan Ustadz itu bicara tentang syarat-syarat taubat. Kalau tidak salah, pertama, beragama Islam, kedua,  berniat ikhlas, ketiga,  mengakui dosa, keempat, menyesali dosa, kelima, meninggalkan tindakan dosa, keenam, bertekad untuk tak mengulanginya, ketujuh,  mengembalikan hak orang yang dizalimi, dan terakhir, kedelapan, bertaubat sebelum nyawa berada di tenggorokan  atau ketika matahari terbit dari arah barat.

Pak Cik : Terus?

Pak Dho : poin yang ketujuh, yaitu mengembalikan hak orang yang dizalimi,  adalah yang terberat untuk kulakukan.

Pak Cik : Kenapa?

Pak Dho : Sudah lebih dua puluh tahun aku menjadi kontraktor.

Pak Cik: Hahaha! Aku faham itu.

Pak Duo: Aku sadar bila selama menjadi kontraktor, aku banyak mendapat rezeki yang tidak jelas sumbernya dan itu yang kuberikan pada keluarga.

Pak Cik: Apa yang engkau takut?

Pak Dho: Bila aku mau bertobat, maka aku harus mengembalikan semua kekayaan yang berasal dari sumber yang tidak jelas itu. Benar, kan?

Pak Cik: Benar.

Pak Dho: Itulah masalahnya, bro. Apakah mau keluargaku hidup susah bila aku mengembalikan semua harta yang kumiliki?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar